Pages - Menu

Pages

Selasa, 16 September 2014

Pendidikan Di SD Negeri Sima Tidak Berjalan Lancar Selama 5 Tahun

 
Foto : Anak-Anak SD Negeri Sima Distrik Yaur Kabupaten Nabire, Mengharapkan Pendidikan Yang Lebih Baik. Foto. By Papales
PAPALES (Papua Pasti Lepas) Mengabarkan/Nabire- Pendidikan sering menjadi kampanye bahkan dijadikan visi dan misi bagi setiap figure-figure bakal calon Politik (Pilpres,Pilgub dan Bupati) dan hal-hal politik lainya. Namun ketika mereka terpilih, hampir 45% program yang dicanangkan tidak diterapkan kepada sebuah wilayah yang dipimpin dan masyarakatnya. 

Pendidikan dikampung sima distrik yaur, hingga kini jauh dari control pemerintah. Sejak tahun 2009 hingga 2014, SD Negeri Sima tidak berjalan dengan baik,akibat kurangnya tenaga mengajar (Guru) dan kepemimpinan Kepala Sekolah yang tidak menjalankan tugas.

Tenaga guru yang kini mengajar di SD Negeri Sima hanya satu orang, itupun tenaga honorer yang diperbantukan oleh pihak PT.Nabire Baru (Perushan Sawit). Sedangkan guru resmi yang ber-SK tugas Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kepala Sekolah sudah Tiga Tahun tak menjalangkan tugas.

Hal ini berdampak kepada proses pendidikan di Kampung sima, "Marinus Sondokou" Guru honorer yang diperbantukan oleh sawit, mengetakan bahwa; saya sudah mengabdikan diri selama 4 tahun disini (SD Negeri Sima), namun banyak pesoalan yang terjadi di SD ini, guru-guru Ber-SK tidak ada yang mengajar, Kepala Sekolah tidak ada yang ada di tempat, ini membuat, anak-anak murid mengalami kesulitan dalam; membaca,menulis dan menghitung.

Marinus Sondokou, Guru Honorer PT.Nabire Baru (Perusahan Sawit)
Marinus Sondokou meminta untuk pemerintah daerah dalam hal ini bupati,dinas pendidikan dan intasnsi-intansi terkait memperhatikan dan mendorong proses belajar mengajar di SD Negeri Sima bisa berjalan dengan baik, dan memberlakukan sisitim mengajar sesuai kurikulum yang berlaku.

Sekedar informasi, sudah lima tahun SD Negeri Sima proses pendidikanya tidak berjalan dengan baik, kepala sekolah yang sebagai penanggung jawab tidak hadir selama tiga tahun. Ironisnya anak-anak siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, belum mengenal menulis,membaca dan menghitung dengan baik. Padahal potensi alam masyarakat kampung sima/suku besar yerisiam turut membantu Inkam APBD daerah nabire lewat, hasil hutan dan investasi sawitnya.

Mudah-mudahan kedepan ada perubahan yang lebih baik bagi pendidikan masyarakat kampung sima. By.Papales...i!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar