SBY Desak Petinggi TNI dan POLRI Investigasi ke Nabire

Maraknya bisnis kayu di nabire, dengan pendapatan yang sangat menggiurkan membuat para pembisnis kayu menguasai hutan-hutan di Kabupaten Nabire.

Kerinduan Si Burung Cenderawasih

Dalam rimbunya dedaunan laksana selimut sang malam.

TNI dan POLRI Kuasai Bisnis Kayu di Nabire

Hutang Lindung Yang Kini Telah Di Kerjakan Oleh Oknum TNI dan POLRI NABIRE.

Brimob Todong Masyarakat Adat di Nabire

PAM Satuan Elit Brimob perwakilan Kabupaten Biak di areal perkebunan kelapa sawit PT.Nabire Baru di KM 16 Wami,Distrik Yaur-Nabire.

LMA Nabire Desak KAPOLDA Papua Tarik Pasukan PAM

Nabire ini bukan daerah konflik, jadi tidak perlu harus ada kehadiran anggota pam brimob di nabire.

Minggu, 02 Oktober 2016

Profil Suku Besar Yerisiam Gua,Kampung Sima,Distrik Yaur,Kabupaten Nabire-Provinsi Papua


PROFIL

Nama Suku                       : Suku Besar Yerisiam Gua (Yerisiam Utara)

Sub-Sub Suku Yerisiam   : Sub Suku  : Akaba
                                            Sub Suku  : Koroba
                                            Sub Suku  : Waoha
                                            Sub Suku  : Sarakwari

Kepala Suku                     : Daniel Yarawobi

Lokasi                               : Kampung Sima,Distrik Yaur,Kabupaten Nabire-Provinsi Papua
Jarak                                  : Nabire-Suku Yerisiam Gua (Jarak total: 42,29 km (26,28 mil)
Arah                                  : Sebelah Barat Kabupaten Nabire

Luas Tanah Ulayat Adat   : Luas; 132.000 HA

Batas Tanah Adat              : Sebelah Utara      : Laut Sarera
                                             Sebelah Selatan  : Sungai Jambu
                                             Sebelah Barat     : Waubu
                                             Sebelah Timur    : Sungai Ajare  

Jumlah Penduduk              : 135 Kepala Keluarga (KK)

Kamis, 22 September 2016

Tulisan Buat Kapolres Nabire AKBP.Semmy Ronny Thabaa

Foto : Kapolres Nabire. AKBP.SEMMY RONNY THABAA



Kini saya berusia 32 Tahun,saya dilahirkan di Kampung,Sima,Distrik Yaur, ,sebelah barat Kabupaten Nabire,terletak tepat dengan TNTC (Taman Nasional Teluk Cenderawasih) Papua.


Selama saya dibesarkan oleh orang tua yang melahirkan dan merawat saya, hingga saya tumbuh dewasa,mandiri dan berkeluarga di Kabupaten yang usianya cukup matang ini. Barulah saya menemukan sosok seorang Kapolres yang sangat peduli,konsekwen, menjunjung tinggi Kantibmas diwilayah tugasnya.




Selama saya besar diwilayah Nabire juga, saya tak pernah menemui dan menemukan Kapolres-Kapolres Nabire sebelumnya (Minta Maaf Kalau Pernah Ada) yang bisa meluangkan waktu ditengah kesibukan yang begitu padat,jam terbang yang begitu full untuk, berkunjung ke sebuah wilayah untuk bertatap muka dengan masyarakat tentang keluh kesahnya,mengontrol Sitkantibmas diwilayah itu tapi juga menjadi sebuah proses penyegaran terhadap bawahan/prajurit yang ada disebuah wilayah yang susah dikontrol.




Mewakili Masyarakat Suku Besar Yerisiam Gua,Kampung Sima Distrik Yaur, Nabire-Papua, terharu,mengapresiasi,tapi juga  sangat bangga dengan Kepemimpinan Bapak. AKBP.Semmy Ronny Thabaa, yang selama 23 Tahun, barulah seorang Kapolres bisa mengunjungi, masyaraat Yerisiam Gua di Kampung Sima,Distrik Yaur, dan memberikan hadiah kepada masyarakat Yerisiam Gua.




Ada sebuah kata bijak yang saya kutip dari Mendiang,Almarhum Ayah saya .SP.Hanebora (Mantan Kepala Suku Besar Yerisiam Gua) 

“Baik Menjadi Orang Penting, Tapi Lebih Penting Menjadi Orang Baik Dan Orang Bijak, Karena Banyak Yang Memilikimu,”




Harapan dan Doa orang yerisiam gua,kampung sima, distrik yaur, kami berharap Bapak AKBP.Semmy Ronny Thabaa, kelak bisa mendapat jabatan lebih tinggi karena, pemimpin seperti begini yang diharpkan di Papua tapi lebih umum seluruh Indonesia. Sehingga persoalan-persoalan mendasar bisa bisa didapati jalan keluarnya, karena setiap hari berkosultasi dengan masyarakat akar rumput.... 

Ada sebuah pesan kecil juga ; "Terlepas dari Intitunsi Polri, Bapak AKBP.SEMMY RONNY THABAA   Kau Dilahirkan Oleh Kandungan Perempuan Nabire, Kami Hanya Bisa Berharap...Tolong Lihat Kasus Kami (Perkebunan Kelapa Sawit PT.Nabire Baru, Ditanah Komnal Kami Yeisiam Yang Masih Membelit Hingga Hari Ini"



“BAPAK AKBP.SEMMY RONNY THABAA, KAU ADALAH PANUTAN DAN IDOLA BAGI KAMI MASYARAKAT NABIRE, SEMOGA TUHAN DAN LELUHUR NEGERI INI MEMBERKATI ENGKAU MENJADI PEMIMPIN LEBIH BESAR DAN LEBIH DEKAT DENGAN MASYARAKAT,KARENA PEMIMPIN ITU YANG KAMI HARAPKAN.AMIN”

By.Roberthino Hanebora (Sekertaris Suku Besar Yerisiam Gu,Kampung Sima,Dis.Yaur-Nabire-Papua)

Foto Doumentasi (Nabire Net) Saat Kunjungan Ke Kampung Sima,Distrik Yaur Nabire-Papua (Suku Besar Yerisiam Gua)
Foto 01 : Kunjungan Kapolres AKBP.SEMMY RONNY THABAA di Kampung Sima,Disambut Masyarakat Yerisim Gua 


AKBP.SEMMY RONNY THABAA (KAPOLRES NABIRE)

Minggu, 18 September 2016

Suka Duka Menjadi Pejuang Hak Masyarakat Adat Dan Aktivis Di Papua

Gambar : Ilustrasi Para Pejuang Masyarakat Adat Dan Aktivis Di Papua



"".......Kami mengorbangkan segalanya bagi rakyat, kami tak kenal itu malam,siang,hujan,panas  bahkan sekalipun maut. Kami berhadapan dan mengadvokasi langsung persoalan yang dialami oleh masyarakat adat akan kerja kapitalis di atas negeri kami. Keluargapun kami kami korbangkan. Mungkin kami sudah ditakdirkan dari leluhur dan Tuhan Allah untuk, menunjuk kami menjaga hutan,sungai,laut,udara dan tanah di Negeri kami, banyak orang dibumi ini namun beberapa orang yang dipilih untuk menjaga negeri ini (Papua)....""

Kutipan diatas, saya kutip dari seorang Pejuang Hak Masyarakat Adat Yerisiam Gua, yang menghabiskan waktu,tenaga,pikiran extra bahkan keluarganya untuk mendampingi masyarakat Adat Yerisiam Gua yang terpecah-pecah oleh investasi perkebunan kelapa sawit di Kampung Sima, Distrik Yaur,yang berhadapan tepat dengan Taman Nasional Teluk Cenderawasih Kabupaten Nabire.

Itu bukan keluhan namun, itu tantangan tapi juga konsekwensi yang dihadapi oleh seantero aktivis otodidak dan para pejuang hak-hak masyarakat adat diPapua. Mereka menghabiskan hingga mengorbangkan segala yang dimilikinya hanya untuk, bersama-sama dengan rakyat akar rumput melindungi hak-hak mereka dan hak politik ditengah Negara yang tidak menjujung kebebasan berekspresi dan Hak Asasi Manusia. Para aktivis otodidak dan para pejuang hak-hak masyarakat adat diPapua, banyak mempunyai latar belakan yang serba kekurangan, mulai dari disiplin ilmu hingga hal-hal yang dipakai didalam mengadvokasi segala persolan yang dihadapinya secara spontan apalagi, persoalan itu membutuhkan penanganan sedini mungkin, namun kondisi dan cinta Negeri (Papua) membuat mereka harus memilih jalur tersebut.

Kendala yang sering dihadapi oleh para pejuang adalah; Tak mempunyai bahan-bahan pendukung dalam melakukan sebuah advokasi sedini mungkin,tak mempunyai sumber keungan dan kekurangan-kekurangan lainya. Salah satu kendala juga yang dihadapi para Pejuang Hak Masyarakat dan Aktivis Otodidak yang sudah berumah tangga adalah; mengorbangkan kebutuhan makan dan tanggung jawab kepada keluarga akibat, mengorbangkan segalanya bagi sebuah perjuangan mulia sehingga, tidak bisa mencari nafkah bagi keluarga karena desakan dan sebuah situasi yang tak bisa dibiarkan, karena konsekwensinya kalau dibiarkan, menunggu 50 Tahun lagi baru akan kembali...Hal keluarga inilah yang sering membuat banyak pejuang tak dapat bertahan dan memilih jalur lain dan meninggalkan pekerjaan mulia yang tak pernah diupah, tapi juga memilih berkompromi dengan lawan (Tapi Juga Tergantung Idealismenya)...

Saran dan harapan, teman-teman yang mempunyai LSM dan lain sebagainya, coba mendorong sebuah usaha yang bisa dikerjakan oleh para pejuang hak masyarakat adat dan aktivis otodidak, sehingga dapat dikelola dan hasilnya bisa dipakai guna kebutuhan advokasi tapi juga mencukupi kebutuhan keluarga mereka, agar para pejuang tak terus berkurang hanya karena, himpitan kebutuhan mereka....

Tulisan singkat ini, berdasarkan kondisi yang saya alami,namun umumnya terjadi para seluruh pejuang dan para seluruh aktivis otodidak di Papua disetiap kali diskusi kami.


By.Papales

Selasa, 13 September 2016

"PANSUS DPRD NABIRE,UNTUK RAKYAT ATAU BARGENING BELAKA"

Gambar : Ilistrasi PANSUS DPRD NABIRE

“...Sudah 4 bulan sejak PANSUS DPRD Kabupaten Nabire dibentuk guna menyelidiki,menginvestigasi dan melakukan rekonsiliasi akan polemik Investasi Perkebunan Kelapa Sawit PT.Nabire Baru dan Masyarakat Suku Besar Yerisiam Gua,Kampung Sima,Distrik Yaur. Namun...hingga kini PANSUS DPRD Nabire, bagai ditelan bumi, tak ada kabar dan informasi tentang apa yang sudah dikerjakan tapi juga yang sedang dikerjakan...? Hal ini membuat terlintas dipikiran saya, tapi juga kekuatiran saya bertambah...Jangan-jangan PANSUS DPRD ini hanya sebuah trik untuk ada sebuah anggaran yang dikeluarkan demi kegiatan tersebut dan keuntungan didapat dari kegiatan tersebut. Atau...kegiatan PANSUS DPRD ini hanya dibuat sebagai sebuah ajang “BARGENING BELAKA” untuk ada nilai tawar....??? Huuuuuuf...tapi pokonya...PANSUS DPRD ini tak jelas akan apa yang dikerjakan...

Padahal...ketika ada rencana pembentukan PASNSUS DPRD Nabire kala itu, saya sangat bangga karena sekian lama PARLEMEN kita di Nabire, barulah DPRD Nabire periode ini bisa merespon persoalan menyangkut aktivitas perkebunan kelapa sawit PT.Nabire Baru dan membentuk PANSUS DPRD untuk menginvestigasi polemik tersebut...Padahal saya salah...PANSUS DPRD NABIRE ini hanya dibentuk untuk kabar dan pekerjaannya ditelan bumi....” Huuuufffff....
 
#untuk_rakyat_atau_bargening_belaka
#PANSUS_DPRD_NABIRE


Minggu, 21 Februari 2016

Nieuw Guinee (West Papua) Part I

Peta Pelaut Pelayaran Portugis 1545

Sebutan "Nieuw  Guinee"  atau lebih dikenal oleh belanda; "Nieuw Guinea" sebutan yang di pakai oleh Belanda atas Papua, sebutan ini di ambil dari pelaut spanyol yang bernama "Ynigo Ortiz de Retes" yang pernah mengunjungi pantai Utara Papua Tahun 1545, sekitar daerah "Sausafor" perbatasan Manokwari dan Sorong.

Nieuw Guinee artinya; "Pulau Baru" de Retes menemukan penduduk di Papau ini mempunyai kesamaan/kemiripan dengan penduduk di Benua Afrika, hitam kulit,keriting rambut dan mempunyai kemiripan budaya nomaden,  sehingga de Retes kas nama papua pulau baru.

Sebelum de Retes melihat dan menginjakkan kaki di Papua, sudah pernah pelaut portugis yang bernama; "Antonio Pigafeta" yang mengikuti "Magelhaes" dalam perjalanannya mengelilingi Bumi melihat Papua dari kejauhan di perairan maluku sekitar Tahun 1521, dan menyampaikan kabar ke bagian Eropa bahwa di Ujung timur sana ada Pulau besar yang belum di jamah orang dan ada sesuatu yang terdapat disana.

Hal ini lah yang membuat sebahagian pelaut-pelaut dan peneliti SDA penasaran dan mendatangi papua seperti; "Antonio d' Abreu" Tahun 1551 dan Ynigo Ortiz de Retes 1545.

Nama "Papua" sendiri berasal kata "Pua-Pua" penyebutan orang Melayu yang artinya; "Keriting", penamaan Pua-Pua oleh Bangsa Melayu sejak kepentingan perdagangan mereka Kepapua; Penembakan burung kuning (cenderawasih),pencarian mutiara laut dan barter piring dengan barang berharga di Papua Sekitar Tahun 1943.

"Antonio d' Abreu" Tahun 1551 tiba di pantai Fak-fak, dia tak dapat memandang pesisir fak-fak dan sekitarnya karena; pesisir itu nampak silau dan bercahaya, sesampainya di darat dia kaget,terheran-heran dan gembira karena; "Melihat bongkahan-bongkahan emas yang berhamburan di atas permukaan tanah. Emas-emas itu kemudian dikumpulkan hinggga kapalnya tak dapat memuat lagi dan, kembali melanjutkan perjalanannya ke Portugis. 

Dan kemudian datanglah Ynigo Ortiz de Retes dan menamakan Papua Nieuw Guinee, kemudian berubah-ubah menjadi; Nueva Guinea,Nuew Gunea dan lain sebagainya.

By.Paples